SELAMAT DATANG

Ingin mengetahui siapa saya? Ayo, tinggal baca blog saya. Banyak hal yang akan saya bagi disini. Let's fun with me...

Selasa, 28 Februari 2012

Si Galau dari Self...






Dan master galau tahun ini saya berikan kepada anggota self yang bernama Adie Nugroho a.k.a Bokir. Berikan tepuk tangan yang meriah untuk dia sodara-sodara. Predikat yang sangat pantas untuk pribadinya yang mungkin sudah setengah tahun lebih saya mengenalnya. Pribadi yang kadang bisa menggalau ditengah keceriaan dan canda tawa anak self yang lainnya. Menyendiri dengan earphone dan kumpulan lagu-lagu galaunya. Katanya, kalo dari galau dia bisa membuat sebuah karya berbentuk lagu yang membuat dirinya lebih baik dan bisa mendapatkan sebuah timbal balik. Dia menikmati masa-masa galaunya. Mungkin itu caranya untuk tetep menghargai hidup, bahwa seburuk-buruknya keadaan yang kita lalui, ada sebuah kebaikan yang dapat kita ambil. Dan Bokir menikmatinya. Buat Bokir, seenak-enaknya galau lebih enak nggak galau bro, jangan terlalu terikat dengan masa lalu....


Si Penyuka Maicih dari Self...


Langsung aja aku kenalin anggota self berikutnya. Dia adalah Annisa Tofiani atau kalo kita-kita manggil dia dengan sebutan TA dibaca 'te a'. Cewek berkulit khas Indonesia ini punya bakat kalo aku bilang sih basket. Why? karena dia anak basket jadi pinter basket deh hohoho. Sesuai dengan julukan yang aku kasih ke dia, TA ini suka banget dengan makanan keripik pedas maicih. Enggak di sekolah atau dimana dia berada keliatannya suka ngemil kerepik itu. Mungkin aku saranin nih buat TA kalo beli maicih mending di rumah aja deh, soalnya kalo di rumah bisa makan tuh keripik sampe puas tapi kalo di sekolah siap-siap aja disabotase sama anak self. Oknum utamanya sih yang sering aku liat itu Musashi, Agil, Bram, mereka itu kalo ngambil make lima jari haha. Bahkan TA ini karena sering makan maicih dia jadi sering kena radang. Selain itu dia orangnya juga nggak kalah baiknya sama anak self lainnya. Satu lagi yang lupa, ini baru diingetin sama orangnya, kalo TA ini orangnya latah. Coba deh sekali-kali kalian kagetin dia, maka atas nama Tuhan Yang Maha Esa diakan berteriak "eh". Dan terakhir, si TA ini anaknya Pak Edi, guru fisika yang paling ganteng sejagat smala, karena TA paling suka disuruh maju sama beliau xoxo. Buat TA jangan takut buat ngeluarin kemampuan yang kamu punya...

Oh ya catetan khusus buat TA. Aku mau say thanks, karena tadi dia udah mau minjemin bb nya buat aku bbman sama someone hoho. Today, you've made my day beautiful hahaha

Senin, 27 Februari 2012

Si Mungil dari Self...


Anggota self berikutnya yaitu Mega Puspita. Anak self satu ini menempati ranking dua semester satu ini. Jadi kalo mau nyontek monggo tanya dia aja haha. Oke, jangan bicarakan tentang itu, aku takut Mega jadi besar kepalanya karena terlalu dipuji hehe. Aku sebut dia mungil karena memang porsi tubuh yang diberikan Tuhan kepada dirinya memang mungil. Tubuh mungil, rambut panjang, kulit putih, otak pinter, kurang apa coba? Kurang pacar mungkin ya. Mega ini orangnya baik, suka foto-foto, liat deh facebooknya, banyak banget fotonya, pinter berbahasa. Buat Mega, semua orang puya kelemahan dan kelebihan dan kamu punya kelebihan yang orang nggak punya.

Sitompul dari Self


Hallo semuanya, akhirnya bisa balik ngeblog buat ngenalin anak slef lagi. Oh iya foto yang di atas itu salah satu anggota Self. Namanya Ersa, lengkapnya Ersa Sitompul. Dari namanya juga kita udah tau kalo dia itu keturunan Batak.
Ada yang lucu dari Ersa ini, aku beri tau ya, pertama, dia ini suka banget makan wortel. Kalo istirahat gitu dia langsung mengeluarkan plastik berisi dua buah batang wortel yang telah dikupas tanpa dimasak. Rasanya? Tanya aja sama orangnya, secara aku belom pernah maka gitu. Yang kedua, kalo kamu anak self perhatiin deh kelakuan Ersa, salah satunya dia akan pegang-pegang rambutnya. Entah memilin atau yang lain. Pernah iseng aku tanya dan katanya itu udah jadi kebiasaannya pegang-pegang rambutnya itu. Jangan lakukan hal tersebut tanpa seijin Ersa ya, hargailah kebiasaan dia haha. Yang ketiga, dia itu spesialis nyala sama matiin yang namanya LCD, itu udah jadi kerja sampingannya selain jadi murid SMA. Buat Ersa, jangan lupa bikin tugas kimia hohoho.


Sabtu, 25 Februari 2012

Angel's Sweet Seventeen

Angel and her gift

Pertama aku mau ngucapin 'Happy birthday to my beloved friends. All the best for you Ngel, longlife and longlast with your boy friends.'
Nambah satu orang lagi penghuni self yang berusia tujuh belas tahun. Memang semakin lama kita akan semakin tua dengan berjalannya waktu. Dan hidup ini terlalu singkat untuk menyesali waktu yang berlalu. Buat anak self yang belom tujuh belas tahun, tunggu waktunya untuk kalian menjadi dewasa hahaha.
Di sini aku mau nyeritain sedikit gimana kejamnya diriku dan anak self -khususnya cewek- buat ngerjain Angel. Sebenernya aku males nih ngerjain katak gini, tapi buat momment spesial temenku ya nggak papalah. Pertama yang punya ide itu bukan aku, tapi oknumnya adalah Cita, si pacarnya Angel. Dia sms aku tanya tentang acara buat Angel dan sebagainya dan sebagainya. Dia tanya gimana kalo bla bla bla dan gue jawab gimana kalo bla bla bla. Akhirnya dapetlah suatu ide kalo aku bakal cuekin Angel di hari-h. Ternyata bukan aku doang yang disms dia, ada anak self yang lainnya yang di sms sama dia. Dan semuanya sama ngebahas tentang kejahatan yang akan kami lakukan buat Angel. 
Hari Jumat, Cita minta bantuan ke Te a buat ngebeliin kado buat Angel. Alesannya dia nggak ngerti cewek. Dan Te a menyetujuinya. Bersama yang Fatin Te a berburu roti dan hadiah buat Angel. Dan akhirnya semuanya beres.
Hari h dateng. Angel udah kayak orang bego dikelas. Duduk sendirian, depan kosong belakang kosong samping kosong. Kalo aku jadi Angel aku udah balik rumah deh daripada jadi patung di tengah keramaian haha. Semuanya ngediemin Angel. Kalo dia ngajak ngomong, rata-rata anak self jawabnya pada pendek-pendek. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Dihari bahagianya dia, Angel tak punya teman, pacarpun tak ada. Emang jahat banget tuh Cita, udah jadi oknum ini semua eh dengan santainya dia nggak masuk, maksudnya apa coba?? Sebenernya aku tau sih alesan dia nggak masuk, diakan lagi sakit mata, kalo bahasa kasarnya belekan. Kita tinggalkan Cita yang belekan. Kembali ke Angel yang sedang bersedih karena anak self tak menganggap kehadirannya, tapi itu semua berubah menjadi suka cita saat tiga orang masuk ke kelas. Jeng jeng jeng Te a yang bawa roti, Fatin yang bawa lilin angka satu sama tujuh, ini maksudnya apa coba, lilin bukan ditancepin di roti malah ditenteng-tenteng?? Dan Fitri yang jalan di belakang mereka.
Dan surpriseee... semuanya nyanyi lagu 'Happy Birthday' buat kebahagiaan salah satu anggota self yang sedang berulang tahun. Angel seneng nggak karuan, matanya berbinar-binar, mungkin terharu, setelah sekian jam lamanya melalui banyak kedongkolan, akhirnya inilah alasannya. Semuanya masih inget sama ulang tahunnya. Oke, Happy birthday cantik, tetep tersenyum ya....

gift from Cita and Te a

Angel blepotan krim kue

me and Angel

Te a, Angel, Bella, Winda, Laelatul

Once more time, Happy birthday Angellll...... :)

Dari Self untuk Eka dan Muklis...


Dari Self untuk Eka dan Muklis


karya: Ota Musashi (Ketua Kelas Self)

Mungkin sebagian anak self udah liat foto tadi di grup facebook karna ini udah di share sama Musashi, ketua kelas kita tadi malam. Sebenernya aku juga nggak tau gambar ini sebelum tadi pagi (Sabtu-red) ditanyain sama si empunya yang ngedit gambar ini. Dan sehabis pulang sekolah aku baru buka facebook dan ternyata foto ini mewakili banyak pertanyaan dari anak self juga haha.

Muklis sama Eka emang terkenal dekat di kelas. Entahlah apa yang membuat mereka dekat. Aku cuma bisa liat dari tempat duduk saat mereka berdua berbicara ditengah keributan kelas. Atau mungkin baca comment-commentan mereka di status facebook atau sejenisnya. Ternyata sering ditemukan kalo ada comment punya Eka pasti ada comment punya Muklis juga dan yang aneh juga ada di Musashi. Di sini aku jadi bingung, kenapa Musashi juga ikut-ikut nimbrung dihubungan Eka sama Muklis, ada hubungan apa diantara ketiganya. Entahlah hanya Tuhan dan mereka bertiga yang tau.

NB:
1. Buat Musashi, aku ijin ambil fotonya buat di share di blogku ya :)
2. Buat Eka dan Muklis, maaf jika saya menyindiri anda, saya cuma bercanda :)

Sampai jumpa di Story about Self selanjutnya....

Kamis, 23 Februari 2012

Someone Like You


Someone Like You

            Jika memang aku mencintai dia tanpa ada balas, maka aku tak akan pernah menyesal bisa memberikan hati untuknya.

            Aku menghembuskan nafasku dengan berat. Otakku sudah lelah memikirkan semua masalah yang ada. Pekerjaan, percintaan dan segala masalah hidup yang semakin hari bagiku semakin pelik. Bahkan pagi ini, kopi yang ku buat dengan dua sendok gula masih terasa pahit dilidahku.
            Tiba-tiba pagi ini hujan turun. Rintik-rintik air mulai membashi tanah pekarangan rumahku. Semakin membuatku malas berpergian hari ini. Dan suasana seperti ini yang membuat aku rindu pada seseorang yang entah sekarang berada dimana.
            Hendra, i miss you...

-ooo-

            “Li sini,” pinta Hendra yang melihat Lili melintas dihadapannya.
            Cewek putih dengan rambut pendek itu menghampiri Hendra dengan segera.
            “Apaan?” tanyanya setelah berada di depan Hendra.
            Hendra mengulum senyum. “Ikut gue yuk,” katanya kemudian langsung menggandeng Lili. Hendra mengajak Lili ke atap sekolah mereka. Melihat lingkungan SMA Brawijaya dari sana.
            “Mau ngapain sih Ndra?” tanya Lili yang bingung. “Jangan bilang lo mau ajak gue bunuh diri,” cetus Lili asal.
            Hendra menoyor kepala Lili. “Nggak mungkinlah.
            “Sini ikut gue,” lanjutnya lagi.
            Lili mengikuti titahan dari Hendra. Atap sekolah mereka memang cukup luas, mungkin jika untuk main lari-larian masih bisa. Tapi, dua orang anak kelas tiga sma lari-larian di atap sekolah akan membuat mereka dicap sebagai anak yang memiliki masa kecil kurang bahagia.
            “Duduk sini Li,” kata Hendra yang menyuruh Lili duduk di sebuah pipa besar di sana.
            Lili mengangguk dan langsung mengambil tempat di sebelah Hendra. Angin yang semilir membuat rambut Lili ataupun Hendra berantakan. Cukup lama mereka menikmati itu semua. Cuaca siang hari yang tak begitu terik dan terkadang suara pesawat yang terbang melintasi atas mereka membuat keduanya tersenyum.
            “Li, aku mau ngomong sesuatu samakamu,” kata Hendra memecah keheningan. Tapi gemuruh di hatinya tak dapat cowok itu pungkiri.
            “Apa? Muka lo kok tegang gitu sih?,” jawab Lili yang heran melihat perubahan mimik muka Hendra apalagi bahasanya yang tiba-tiba pake aku-kamu.
            Hendra mengatur gemuruh di hatinya secara diam-diam. Ternyata keberanian yang dikumpulkannya dari setahun yang lalu masih belum cukup untuk mengucapkan itu semua. Tapi jika tidak sekarang kapan lagi?
            “Aku Cuma mau bilang, i love you dear,” ucap Hendra akhirnya. Hatinya tiba-tiba terasa lega. Cintanya sudah terutarakan.
            Lili bengong mendengarkan kalimat yang dikeluarkan Hendra tadi. “Tadi kamu bilang kalo kamu cinta sama aku?” tanyanya kemudian masih dengan raut muka tidak percaya.
            Hendra menatap Lili tepat dibola matanya lalu dia mengangguk, mengiyakan pertanyaan dari cewek yang disayanginya itu. “Iya, aku cinta sama kamu,” ulangnya lagi.
            Lili tak bisa memalingkan pandangannya, tatapan Hendra telah mengunci. Pernyataan Hendra telah membius hatinya. Lili senang, akhirnya Hendra mengatakan itu. Dan tanpa Lili sadari air mata sudah membasahi kulit pipinya itu.
            Hendra langsung memeluk Lili saat itu juga. Tanpa perlu menunggu jawaban dari cewek itu, Hendra sudah tau. Lili ternyata juga suka padanya. Dan itu semua membuatnya senang.
            Dalam pelukan Hendra, Lili masih menangis tapi ada satu hal yang ingin dia ucapkan. Dia juga ingin mengucapkan cintanya seperti Hendra.
            “Aku juga cinta kamu Ndra,” bisik Lili tepat ditelinga Hendra. Dan sesaat setelah itu, hujan mulai turun menyambut hubungan baru mereka. Mereka sekarang lebih dari seorang sahabat.

-ooo-

            Hujan menjadi saksi hubungan kita. Dan setiap hujan turun aku akan selalu mengingatmu.

            “Mau kemana Ndra?” tanya Sansan calon istriku saat melihatku melangkah keluar rumah.
            “Mau ngasih undangan ke temen sebentar,” jawabku padanya. “Aku pergi dulu ya,” kataku kemudian. Dan tak lupa ku kecup keningnya sebelum aku melanjutkan langkahku ke suatu tempat.
            Aku mengendari mobil dengan jantung terus berdegub dengan cepat. Aku akan bertemu dengan seseorang yang sudah lama tak kujumpai. Seseorang yang pernah berarti dalam hidupku.
            Di taman kota aku berjanji untuk bertemu dengannya. Tapi kulihat taman masih sepi, tak ada orang selain bapak-bapak penjual minuman. Tapi tak apalah sepertinya dia telat. Aku akhirnya duduk disebuah ayunan yang merupakan permainan anak kecil untuk menunggunya. Sambil menunggu aku mengingat saat-saat yang membuatku dan dia berpisah.

            Andai aja Li, kamu tau alasan sebenarnya, cewek itu kak Ina, kakak aku,  mungkin kita nggak akan berpisah...

-ooo-

            “Aku nggak mau tau! Pokoknya kamu ke rumah sekarang!”
            Lili menutup handphone dan langsung melemparnya di ranjang kamar tidurnya. Perasaannya sekarang campur aduk. Hubungan yang telah ia jalani bersama Hendra hampir empat tahun terancam kandas.
            Ting tong...
            Suara bel berbunyi, Lili langsung turun dari kamarnya dengan membawa sebuah amplop cokelat berukuran sedang. Dibukanya pintu berwarna cokelat itu yang langsung memunculkan tubuh Hendra dengan wajah yang sedikit pucat, tapi Lili tak memperdulikannya.
            “Kenapa?” tanya Hendra langsung setelah Lili mengajaknya masuk.
            Lili melemparkan amplop cokelat itu ke pangkuan Hendra. “Liat siapa yang ada di foto itu,” katanya kemudian.
            Hendra mengambil amplop itu dan membukanya. Betapa kagetnya dia saat melihat foto dirinya dan seorang perempuan sedang berpelukan di rumahnya.
            “Kamu dapet ini dari siapa?” tanyanya yang curiga Lili bisa mendapatkan foto-foto itu.
            “Kamu nggak perlu tau. Yang penting aku mau kamu jelasin, perempuan itu siapa? Kamu selingkuh Ndra. Dibelakang aku kamu peluk-pelukan sama perempuan lain. Kamu udah nyakitin aku.”
            Hendra hanya bisa diam. Dia bingung harus menjelaskan seperti apa.
            “Dasar kamu pembohong!! Aku benci sama kamu!”
            “Li dengerin aku dulu, perempuan itu...”
            Lili menepis tangan Hendra yang ingin menyentuhnya. “Nggak usah pegang-pegang. Cukup! Aku udah nggak mau denger penjelasan kamu lagi!! Pergi!! Kamu itu emang cowok murahan!!!” Tapi setelah itu Lili membeku di tempatnya. Lili menutup mulutnya. Tak disangkanya bahwa dia bisa mengatakan itu semua.
            Sama dengan Lili, Hendra mendengarnya juga merasa kaget. Hatinya terpukul, perempuan yang ia cintai bisa mengatakannya seperti itu.
            “Udah puas nyela aku?!!” bentak Hendra. “Kamu nggak bisa berubah ya ternyata. Egois, keras kepala, kayak anak-anak tau nggak ??!! Kalo kamu nggak mau dengerin aku, oke, aku juga nggak akan jelasin ke kamu biar kamu nyesel nanti!! Dan denegr, mulai sekarang kita putus!”
            Hendra membanting amplop cokelat yang tadi digenggamnya dan langung pergi dari hadapan Lili. Pergi bersama semua lukanya.

-ooo-

            Ternyata benar, penyesalan selalu datang terakhir. Dan samapi sekarang aku masih menyesal karena telah membuatmu pergi dengan luka yang terlalu dalam.

            Hujan masih rintik-rintik tapi aku harus tetap pergi. Hampir saja aku lupa jika sekarang aku punya janji dengan seseorang di taman kota. Sebenarnya aku tak ingin menemuinya tapi dia memaksa.
            Aku menyusuri jalanan protokol dengan mobil jazz ku. Kulihat sekeliling. Sampai akhirnya pandanganku berhenti pada seorang laki-laki yang sedang duduk di ayunan. Masih seperti beberapa tahun yang lalu.
            Setelah ku parkirkan mobilku, aku langsung menuju laki-laki itu yang dengan nyamannya menikmati permainan anak kecil itu. Aku duduk di ayunan di sebelahnya. Ternyata Hendra tak sadar jika aku sudah datang. Ku lihat wajahnya yang masih sama seperti dulu, bau parfumnya juga belum berubah.
            “Hai Ndra,” sapaku yang membuatnya menengok ke arahku. Oh Tuhan, jangan tatap aku seperti itu.
            Hendra tersenyum. Senyum yang sama. “Hai Li. Apa kabar?” tanyanya kemudian.
            Aku balik tersenyum. “Baik. Kamu gimana? Udah lama nggak ketemu. Ada urusan apa?”
            “Aku baik juga,” jawabnya. “Aku mau ngasih ini ke kamu,” katanya sambil menyodorkan sebuah undangan kepadaku.
            “Apa nih?” tanyaku saat mengambil undangan itu. Ku baca dengan seksama, ternyata itu undangan pernikah Hendra dengan Sansan. Sansan sahabatku. Dan aku baru tahu sekarang. Bahkan Sansan tak pernah cerita hubunganya dengan Hendra kepadaku.
            “Sansan?” tanyaku tak percaya dan Hendra mengangguk.
            Aku mengangguk mengerti. Mataku mulai panas. Aku sakit hati, cemburu, marah, menyesal, semuanya jadi satu.
            “Maaf Li, aku emang cinta sama kamu, tapi itu dulu. Sekarang aku cinta sama Sansan, aku mohon kamu lupain aku. Dan aku berdoa semoga kamu bisa nemuin penggantiku.” Katanya yang mencoba menenangkanku.
            “Never mind, i’ll find someone like you,” jawabku yang sudah menangis.
            
Terimakasih sudah membaca ;))
           


Dua


Kisah Cintaku Dengannya



-ooo-

            Jalanan Jakarta semakin siang semakin padat dengan kendaraan roda dua maupun empat. Orang-orang semuanya tumpah dijalanan, tak terkecuali mobil Alvent yang terjebak ditengah kemacetan ibu kota Jakarta ini. Memang dia berada di dalam mobil yang nyaman, terik matahari tak secara langsung menerpa kulitnya begitu juga polusi udara yang sesak di luar tak terhirup dihidungnya tapi hati Alvent sedang panas karena seorang cewek yang tengah duduk di sampingnya ini. Wajahnya yang menurut Alvent sok polos itu membuat Alvent semakin muak, apalagi dengan hitungan menit sekolah mereka akan masuk dan itu semua merupakan perpaduan yang semakin membuat Alvent ingin marah-marah saja.
            Tttiiiiiiinnnnnnnnnn... suara klakson dari mobil Alvent menggema ditengah kemacetan itu. Frustasi sudah Alvent dengan keadaan ini.
            Shit,” umpat Alvent yang melihat mobil di depannya tidak menampakkan tanda-tanda berjalan.
            Vita yang melihat itu semua hanya bisa mengulum senyum. Ternyata jika dilihat secara diam-diam seperti ini Alvent mempunyai kharisma yang kuat dan membuat hati kecil cewek itu tak tega memperainkannya.
            “Udah puas liatin gue?”  ucap Alvent yang membuat Vita segera memalingkan pandangan dari cowok itu.
            “Siapa yang ngeliatin elo,” kilah Vita yang sudah melihat mobil berwarna putih di depannya. Hatinya bergemuruh, takut jika ketahuan Alvent jika dia tadi tanpa disengaja sedang menikmati kegantengannya.
            Alvent mengangguk-angguk mendengar jawaban Vita. Sebenarnya dia tahu jika tadi selama beberapa menit Vita sedang memandangnya.
            “Kita nggak usah masuk sekolah aja deh Vent. Ini mobil nggak bisa kemana-mana,” usul Vita saat melihat jam tangannya yang menunjukan pukul tujuh lewat sepuluh menit. Itu artunya mereka sudah telat sepuluh menit.
            “Eh, nggak bisa! Kita tetep harus masuk sekolah!” Jawabnya cepat-cepat menolak usul Vita.
            “Terserah deh,” kata Vita yang tak mau berdebat dengan seorang cowok di tengah kemacetan koa Jakarta. Udah panas tambah panas lagi entar.

-ooo-

            “Apa gue bilang, mending tadi kita nggak usah masuk sekolah,” cerca Vita kepada Alvent. “Kalo kita bolos tadi, sekarang kita nggak mungkin bersihin ini gudang,” lanjutnya lagi yang semakin menyudutkan Alvent.
            “Mana gudangnya kotor, banyak debunya, ihhhh.” Vita bergidik geli melihat gudang yang akan dibersihkannya bersama Alvent.
            “Bisa diem nggak sih! Ngomel aja kerjaannya!!!” Gertak Alvent yang pusing mendengar celotehan Vita sedaritadi.
            “Kalo nggak mau bersihin tuh diem aja, nggak usah ngomong terus. Emang gue juga mau apa bersihin ini gudang? Mana bareng sama cewek freak kayak elo lagi. Sial tau nggak!”
            Vita memonyongkan bibirnya mendengar perkataan Alvent. “Enak aja lo bilang gue cewek freak! Liat aja ya, gue juga bisa ngerjain ini semua.”
            “Bagus deh, seenggaknya elo nggak Cuma bisa ngomong doang,” kata Alvent cuek.
            Akhirnya Alvent dan Vita membersihkan salah satu gudang di sekolah  mereka sebagai hukuman karena mereka berdua telat datang ke sekolah selama satu jam lamanya. Gudang ini merupakan gudang penyimpanan alat-alat musik yang sudah tidk dipake lagi. Mungkin karena sebagian sudah rusak ataupun sudah terlalu lama modelnya.
            Alvent melihat sebuah gitar yang tergeletak di sudut ruangan tersebut. Banyak debu yang menyelimuti gitar itu. Dan dengan perlahan ditiupnya debu itu.
            Jreng.. jreng..
            “Masih bagus nih,” gumamnya yang mencoba memetik gitar tersebut. Pelan tapi pasti Alvent memainkan gitar itu dengan segenap rasanya. Seperti setahun yang lalu saat dia memainkan lagu ini untuk seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Ada getaran di hatinya yang mungkin Alvent sendiri tak tahu artinya.
            “Never Mind... i’ll find some one like you.”
            Alvent membuka matanya. Suara lembut itu menyatu dengan permainan gitarnya. Vita yang sedang berdiri dihadapan Alvent hanya tersenyum saat cowok itu menyadari bahawa dia ikut menyanyi dengannya.
            “I wish nothing but the best for you too.” Vita melanjutkan lagu itu.
            “ Don’t forget me’ I begged
             I'll remember," you said
            Sometimes it lasts in love
            But sometimes it hurts instead.”
            “Sorry, gue langsung ikut nyanyi, abis itu lagu keren banget,” kata Vita yang melihat Alvent tak memainkan gitarnya lagi.
            Alvent menghembuskan nafasnya pelan. “Nggak papa,” katanya seraya meletakkan gitar itu ke tempat semula. Lagu tadi, saat Vita ikut bernyanyi bersamanya. Ada sesuatu yang membuat Alvent ingin menghentikan dunia hanya untuk sesaat. Suara Vita yang sama, tatapan Vita saat menyanyikan lagu tadi. Semuanya mengingatkan Alvent pada orang itu.
            “Elo nggak papa Vent?” tanya Vita yang bingung dengan tingkah cowok itu. “Gue minta maaf deh kalo udah lancang tadi,” sambungnya lagi.
            “Gue nggak papa, udah lanjutin bersihin aja,” jawab Alvent sambil tersenyum.
            Akhirnya Vita dan Alvent melanjutkan memberishkan gudang itu. Suasana yang ada semakin membuat Vita salah tingkah. Alvent yang selalu diam dan kadang menerawang entah kemana. Disana hanya ada mereka, hening dan hening.

            to be continue...

Rabu, 22 Februari 2012

Queen of Film from Self...

Ratu film dari self adalah anggota self selanjutnya yang akan aku kenalkan...

4. Rizky Fajar Novella


Ratu film kita adalah si Vella. Dia ini adalah anggota self yang punya banyak banget pengetahuan tentang perfilman dunia. Bahkan dia sering sms temen-temen self tentang film apa yang mau ditayangin di tv.Dia juga sering bawa film buat ditonton sama anak-anak self. Memang pantes kalo aku menyebut dia sebagai Queen of Film. Selain itu, dia juga seneng sama dunia tulis menulis, sama kayak aku, tapi genre tulisan kita sangat bertolak belakang. Vella suka nulis yang sifatnya fantasi, sihir dan mistis. Cerita yang dia buat biasanya ditulis dibuku binder yang selalu dia bawa ke sekolah. Mungkin sekali-kali kalian bisa pinjem tuh binder biar bisa baca karyanya dia yang bagus. Tahu banyak tenatang film, suka nulis, ngefans sama Justin dan Cody, koleksi lagu-lagu baratnya juga banyak. Lakukan apa yang kamu suka ya Vel, semoga impian kamu pergi ke New York bisa terwujud amin...

Si Idung Merah dari Self...

Selanjutnya yang menjadi bagian dari Self adalah seorang yang sangat ceria dalam melalui hidupnya...

3. Fatin Atikah

Fatin tanpa huruf 'h' dan Atikah harus pake 'h'. Itu yang selalu aku denger kalo dia lagi nyebutin namanya. Ternyata namanya dia unik, tata letak hurufnya sangat berbeda dengan nama-nama di luar sana yang memiliki pengucapan yang sama. Cukup untuk nama. Fatin merupakan anggota self yang selalu ceria. Jarang banget aku liat dia suntuk di kelas, walaupun ada kalanya dia bete. Dia ini cewek yang sebisa mungkin menunjukan ketegarannya dengan keceriaannya. Dia suka digoda sama Derrick tentang indra penciumannya yang unik. Idungnya Fatin ini kecil dan sensitif. Coba aja kalian tarik idungnya dia, pasti langsung berubah jadi merah dan mukanya akan keliatan aneh. Tapi it's oklah, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Buat Fatin, tetep ceria ya, sesedih apapun kamu jangan lupa untuk menikmati hidup dengan senyuman...

Penari dari Self

Anggota self kedua yang bakal aku kenalin adalah seorang penari.

2. Amelia Ayu Permatasari


Amelia Ayu atau sering dipanggil Lili. Dia ini temen sebangkuku di kelas ini. Cewek putih, manis dan baik hati ini bersedia mendengarkan segala curahan hati kalian setiap waktu. Mengerti harus bangaimana disaat yang tepat. Tahu kapan berbicara dan diam. Lili ini setahuku pinter nari walaupun aku belom pernah liat dia nari langsung kecuali waktu ekstrakurikuler. Sering ikut lomba-lomba dibidang seni itu. Sifatnya itu baik, murah senyum, gampang bergaul. Tetep jadi orang baik ya Li, dunia butuh orang-orang baik sekarang ini...

Sang Ketua Kelas Self...

Oke, di sini aku mau ngenalin anggota self satu-satu. Semuanya akan aku bahas di sini. Mungkin nggak langsung semuanya, sedikit demi sedikit, kayak pertemanan kita semua, pelan-pelan dan semoga bertahan lama. Semoga kisah yang aku tulis ini bisa membuat kita semua akan mengenang kisah kita di kelas ini. Tawa, canda, duka, semuanya tanpa terlewatkan.

Dan inilang bagian terpenting dari self...

1. Ota Musasi Basri


Ota Musasi. Ketua kelas self, orang terdepan yang akan mendapatkan pujian dan hujatan. Dia ini duduk sama Bram, tempatnya tepat dibelakang banku dari Fatin dan Fitri. Musasi merupakan anggota self yang lain daripada yang lain. Cowok, tinggi, putih dan berbehel. Bukan behel yang bakal aku bahas dari keunikannya tapi perpaduan fisiknya yang merupakan campuran dari budaya Indnesia dan Jepang. Musasi, siswa dengan keturunan Jepang dan pintar berbahasa Jepang. Kelebihannya yang ini sering dia bagi kepada anggota self yang lain dengan membantu memberikan jawaban saat ulangan maupun ujian bahasa Jepang. Jika kalian duduk di sebelahnya saat ujian bahasa Jepang maka hidup kalian akan seperti di surga. Tinggal duduk dan menunggu dia menyelesaikan soal kalian ha ha ha. Dia ini memang tipe cowok yang baik dan menerima apa adanya. Tetep jadi dirimu sendiri ya Pak Ketua, jangan capek kalo ditanyain Jepang sama kita-kita.

Welcome to Self

♥ Welcome to Self  ♥

Di sini aku mau share tentang kelasku. Semua yang aku tahu tentang kelas ini. Semua yang bisa aku liat, denger dan rasakan di kelas ini akan aku ceritakan. Tentang aku, kamu dan mereka. Dan dari sinilah semuanya berawal...

Self, sebutan buat kelasku. Sebelas ipa lima. Yah, kepanjangannya sience eleven five. Kelas dengan tiga puluh empat anggotanya. Dipimpin oleh Bu Endah, wali kelas kita. Diketuai oleh Musasi, keltua kelasnya. Dan berbagai jabatan kelas lainnya. Tapi itu semua hanya title, karena pada perjalanan kelas ini, semuanya akan menjadi sama. Semua akan sama menjadi siswa dengan seragam putih abu-abu. Mungkin yang membedakan hanya karakter masing-masing dari kita. Aku berbeda. Dia berbeda dan semuanya berbeda. Banyak macamnya, banyak ragamnya.

Saat masuk di kelas ini mungkin satu sama lain belum kenal tapi mungkin ada yang sudah mengenal. Tapi, setiap kelas akan memiliki kisah yang tersendiri. Di antara-antara kelas yang kita lalui dari sekolah dasar sampai nanti, kelas saat kita kuliah akan memiliki kisah yang suatu saat ingin kita ulang lagi.

Dan disini aku akan menuliskan kisahku saat menjadi bagian dari self. Kelasku yang ke sepuluh dalam perjalanan hidupku. So, nikmati semua kisah ini dengan tenang dan damai, mungkin kisah di kelas inilah yang akan kalian rindukan.

to be continue